Pakai Facebook, Paycento Sederhanakan Cara Bayar "Online"

KOMPAS.com - Internet telah menghimpit posisi media cetak, terutama surat kabar. Banyak surat kabar yang berusaha mendapat uang dari artikel yang mereka siarkan di media online.

Namun, ada kekhawatiran hal itu membuat pengunjung "lari." Meminta pengunjung untuk melakukan pendaftaran penuh saja nampaknya agak sulit.

Sebuah perusahaan start-up dari Belgia, bernama Paycento, mencoba memberi solusi kepada surat kabar dengan membuat sistem pembayaran online hanya dengan sekali klik.

Dengan sistem yang juga diberi nama Paycento ini, pengguna internet bisa membayar satu artikel tanpa harus mengisi formulir atau memasukkan rincian kartu kredit di situs yang dikunjungi.

Mereka memanfaatkan jejaring sosial Facebook, Twitter, dan LinkedIn untuk mendorong penjualan artikel di surat kabar. Sistem tersebut beroperasi jika seorang pengguna memiliki rekening Paycento, yang kemudian ditautkan ke akun tiga situs jejaring sosial tersebut.

Jadi, untuk membaca sebuah artikel atau masuk ke media online berbayar, pengguna tak perlu lagi mengisi data lengkap. Cukup dengan akun Facebook, Twitter atau LinkedIn.

"Situs jejaring sosial sudah menjadi penyedia identitas yang sesungguhnya," kata pendiri Paycento Pieter Dubois seperti dikutip Reuters.

Paycento menjanjikan pembayaran yang murah dan mudah. Sangat mirip dengan cara pengguna internet mengklik tombol "Share" atau "Tweet" untuk membagikan sebuah artikel ke akun jejaring sosial.

"Pembayaran tersebut benar-benar mudah, pembayaran satu kali klik di internet," tambah Dubois yang merupakan seorang mantan eksekutif perusahaan komputer IBM.

Ia menambahkan, harga pembayaran bisa bervariasi tergantung ketentuan dari penerbit dan pengusaha.

Saat ini, beberapa penerbit besar Eropa sedang menguji coba teknologi Paycento versi beta. Dubois menjanjikan Versi full Paycento akan dirilis pada akhir Juni, atau paling lambat bulan Juli 2012.

Paycento tidak hanya digunakan untuk mendorong penjualan surat kabar, namun juga semua produk yang terhimpit karena keberadaan internet, seperti musik yang melesu karena adanya download ilegal.