Senin, 07 Mei 2012

MUI-PPP: Mahar Mobil Rp 1 M Adik Syahrini, Semoga...


TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANASyahrini

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pernikahan Aisyahrani, adik sekaligus manajer vokalis Syahrini, menghebohkan dengan mas kawin atau mahar berupa Mercedes-Benz E250 Avantgarde putih seharga Rp 1 miliar. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ikut memberi komentar. Menurut Ketua MUI, Amidan, mahar yang diberikan oleh Jeffry Geovanie kepada Aisyahrani secara agama tidak bermasalah.

"Dari segi agama tidak ada masalah," ujar Amidan ketika dihubungi di Jakarta, Senin (7/5/2012).

Anggota Majelis Pakar DPP-PPP Mustafa M Bong, SH, berpendapat yang sama. "Tetap sah, bentuk kendaraan. Kalau zaman nabi ditekankan dalam bentuk unta. Kalau zaman sekarang kendaraan diartikan dalam bentuk mobil atau motor," jelas Mustafa ketika dihubungi secara terpisah.

Namun, menurut Amidan, agaknya mahar tersebut dirasa kurang etis secara etika beragama.

"Tetapi, etika agamanya saja yang tidak patut dan menggambarkan seolah-olah menikah itu sangat mahal dan sulit dilakukan. Padahal, menikah itu kan mengikuti sunah Nabi. Mahar pun tidak perlu berlebihan. Kata Nabi, mahar itu diutang pun boleh," papar Amidan.

"Jadi, menurut saya, mahar seperti itu tidak patut. Kalau pun diberi mobil mewah, lebih baik disebutkan sebagai hadiah perkawinan saja, jangan dikaitkan dengan mahar. Ini bagian dari prosesi agama soalnya. Dan, disebutkan di luar mas kawin," lanjutnya.

Dengan mas kawin senilai Rp 1 miliar, yang diceritakan ke publik oleh Syahrini lewat media, Mustafa khawatir pernyataan pelantun lagu daur ulang "Aku Tak Biasa" tersebut akan berbau ria atau pamer.

"Itu sudah tergantung yang punya motif, apakah motivasinya pamer di depan orang yang sekarang lagi zamannya hidup susah. Pamer di sini artinya untuk menunjukkan kemewahan di depan orang lain. Jadi, nawaitu-nya harus jelas, sebab dalam ijab kabul tidak menyebut nominal maharnya. Kalau emas paling hanya disebut gramnya saja," kata Mustafa.

"Boleh saja disebutkan sebagai tradisi keluarga, tetapi etikanya saja yang tidak baik," ujar Amidan.

Menurut hemat Mustafa, mas kawin alangkah baiknya bila diserahkan seorang suami kepada istri tanpa berlebih-lebihan. "Akan lebih baik kalau mahar itu semampunya, satu atau dua gram akan lebih baik dari yang Rp 1 miliar tapi memaksakan dengan tujuan niat lain, karena ini bicara ketulusan dan kemampuan. Dan, lebih mulia lagi, dengan hanya mengucap dua kalimat syahadat saja," tekan Mustafa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar